Tuesday, December 18, 2018

askep sehat jiwa

Asuhan keperawatan

Sehat Jiwa Dewasa Tengah

oleh: Feby Saskiya Putri

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Dewasa Tengah.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata dari saya, saya berharap makalah tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Dewasa Tengah dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Semarang, 17 Oktober 2018

Penyusun                    
                       








DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...iii
















BAB I

PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG

1.2       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian sehat jiwa?
2.      Apa yang dimaksud dengan dewasa tengah?
3.      Bagaimana ciri-ciri usia dewasa tengah?
4.      Bagaimana karakteristik usia dewasa pertengahan?
5.      Bagaimana tahap perkembangan usia dewasa tengah?
6.      Bagaimana tugas perkembangan usia dewasa tengah?
7.      Apa saja masalah yang dihadapi pada usia dewasa tengah?
8.      Bagaiman asuhan keperawatan sehat jiwa usia dewasa pertengahan?

1.3       TUJUAN


BAB II

PEMBAHASAN

2.1    SEHAT JIWA
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain (UU No 36, 2009).
Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) tahun 2001 yaitu kondisi sejahtera dimana indivdu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehat jiwa menurut Jahoda adalah bersikap positif terhadap diri, mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai aktualisasi diri, memiliki integritas diri, otonomi, persepsi realitas dan environmental mastery (menguasai lingkungan). Cara memelihara kesehatan jiwa antara lain bersikap assertive, mampu solitude (menyepi), sehat fisik dan memiliki mekanisme koping (mekanisme pertahan diri) yang adekuat.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia, mampu mengolah emosi dan menjaga diri tetap seimbang, mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain, mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain, sekalipun ada perbedaan.


In Mente Sano Corpus Sano
Ungkapan diatas bisa dimengerti begini dalam jiwa yang sehat barulah terdapat tubuh sehat. Ada fakta menunjukkan bahwa banyak yang mengalami cacat tubuh fisiknya tetapi seht jiwanya yang berprestasi ajaib. Ini menunjukkan bahwa kesehatan jiwa itu sangat penting dipelajari. Dalam keperawatan jiwa digunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa, menurut beberapa model keperawatan dimulai sejak bayi.
Model psikoanalisis dari S. Freud mengatakan penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan dengan masa awal kehidupan. Fiksasi yang dialami pada salah satu fase perkembangan manusia akan menimbulkan konflik. Konflik berkembang menjadi cemas atau stress.
Model interpersonal dai Sulivan mengatakan perilaku berkembang dari hubungan interpersonal. Kecemasan awal dialami bayi ketika merasakan kecemasan ibunya. Kecemasan dihubungkan dengan penolakan, maka anak akan mengembangkan system diri negative.
Model sosial oleh T. Szasz dan Caplan mengatakan perilaku yang tidak dapat diterima ditentukan oleh masyarakat dan berhubungan dengan system sosial dan politik. Kemiskinan, pendidikan kurang, situasi tak stabil, kurang support system merupakan pencetus.
Model eksistensi dari Rogers dan kawan-kawan. Mejelaskan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika seseorag putus hubungan dengan diri dan lingkungannya. Intinya, kehidupan seseorang sangat berarti jika sepenuhnya mengalami dan menerima dirinya.
Model komunikasi oleh Berne dan Watzlawick menyatakan penyimpangan perilaku terjadi oleh karena pesan yang disampaikan tidak jelas diterima.
Model perilaku/behavior dikembangkan oleh H.J.Eysenck menyatakan bahwa perilaku dipelajari, penyimpangan perilaku terjadi karena seseoarang membiasakan perilaku tertentu dan perilaku tersebut mendapat reinforcement terus-menerus.

Orang yang sehat jiwanya dapat mempercayai orang lain dan senang menjadi bagian dari suatu kelompok. Bagi mereka, kehidupan ini penuh arti. Seseorang bisa dikatakan sehat jiwanya apabila merasa nyaman terhadap dirinya, merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta mampu memenuhi kebutuhan hidup dan tahu bagaimana cara menangani tekanan (stress) yang terjadi dalam kehidupannya.
Ciri sehat jiwa menurut WHO adalah dapat menyesuaikan diri secara konstruktif; merasakan kepuasan dari usaha nyata; lebih puas memberi daripada menerima; hubungan antar manusia yang saling menolong; menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang; mengarahkan rasa bermusuhan pada penyesalan yang kreatif dan konstruktif; serta mempunyai kasih saying.
Ada 3 aspek utama penentu pertahanan kesehatan jiwa seseoarang masing-masing individu, interpersonal dan sosial budaya.
1)      Aspek individu, memiliki harga diri positif, vitalitas, hidup berarti, hidup yang harmonis, identitas yang positif dan factor-faktor biologis terpenuhi.
2)      Aspek interpersonal, komunikasi yang efektif, keintiman, menolong orang lain dan keseimbangan antara kebergantugan dan kemandirian.
3)      Aspek budaya, rasa memiliki kelompok, support antara anggota masyarakat, cukupnya sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dalam masyarakat dan tidak ada tindakan kekerasan dalam masyarakat.
Ketidak harmonisan pada ketiga aspek ini merupakan faktor predisposisi, jika ada stressor seperti kegagalan dalam hidup, akan timbul perilaku sebagai mekanisme koping mengatasi stressor.
Masalah kesehatan jiwa tidak langsung menyebabkan kematian (kecuali bunuh diri), namun bisa menyebabkan kerugian besar, baik secara moral maupun material Karena penderita menjadi tidak produktif, bahkan sering kali bergantung pada keluarga ataupun masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu masalah kesehatan jiwa perlu dipahami, dicegah, dikenali secara dini dan ditangani secara tepat dan segera mungkin.
Kesehatan jiwa sesungguhnya memiliki ruang lingkup yang sangat luas, yaitu:
1.      Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2.      Mengatasi masalah psikososial.
3.      Mengenali dan mengobati gangguan jiwa.
Kesehatan jiwa merupakan fondasi utama dalam upaya membangun manusia seutuhnya. Sayangnya, masyarakat belum paham benar akan pengertian kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa lebih diartikan sebagai bebas dari gangguan jiwa berat (skizofrenia), padahal gangguan jiwa lainnya seperti depresi dan kecemasan berlebihan juga sangat mempengaruhi kehidupan individu yang bersangkutan maupun orang di sekitarnya.
         Istilah dewasa berasal dari kata latin yaitu adults yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersamaan dengan orang dewasa lainnya. Usia dewasa adalah usia ketenangan jiwa, ketetapan hati dan keimanan yang tegas. Secara sederhana bahwa seseorang yang dapat dikatakan dewasa ialah apabila telah sempurna pertumbuhan fisiknya dan mencapai kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan berperan bersama-sama orang dewasa lainnya. Dalam kebudayaan orang amerika, seorang anak dipandang belum mencapai status dewasa kalau ia belum mencapai usia 21 tahun. Sementara itu dalam kebudayaaan indonesia, seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun. Psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sektitar usia 40-45 tahun.
         Dewasa pertengahan adalah masa menyesuaikan diri dan kesedaran bahwa ia bukan lagi muda dan masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis (Craig, 1976). Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun.
         Proses menjadi dewasa pertengahan adalah saat individu mengalami perubahan pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi masyarakat (Papalia, 2001). Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan fisik, sering pula diiringi oleh penurunan daya ingat. Usia dewasa pertengahan merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dua sub bagian, yaitu: usia pertengahan dini dari sekitar 35-50 tahun, usia pertengahan lanjut dari 50-60 tahun. Kemudian perubahan fisik dan psikis menjadi lebih kelihatan.

Individu yang memasuki usia dewasa pertengahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Fisikis : fungsi organ-organ berjalan sempurna namun mulai mengalami gangguan-gangguan,seperti penyakit pada saluran pencernaan dan lain-lain.
2.      Fungsi motorik : memiliki kecepatan respon yang baik,tetapi diakhir usia dewasa madya kecepatan respon mengalami penurunan.
3.      Fungsi psikomotorik : mampu berjalan dan meloncat diakhir usia madya kemampuan kaki mulai mengalami keterbatasan.
4.      Bahasa : ketrampilan berbahasa lebih sopan,agak bijak dan lebih dewasa.
5.      Intelegensi : kemampuan berfikir masih realistis.
6.      Emosional : stabilitas emosi sudah seimbang dan terkontrol.
7.      Sosial : masa dewasa madya awal biasanya lebih giat bermasyarakat dan lebih mengenal tetangga.
8.      Moralitas dan keberagamaan : sangat menghargai adat istiadat dan daya tarik kearah religi mulai terlihat apalagi diusia madya akhir.
         Penelitian Nowark (1977) yang dikutip dari Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan yang berusia dewasa pertengahan menganggap tanda-tanda penuaan sebagai pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya. Ciri-ciri fisik dewasa tengah, yaitu:
a.       Berat badan bertambah, bahu sering kali membentuk bulat, dan terjadi penggemukan seluruh tubuh yang membuat perut kelihatan mnonjol sehingga sesorang kelihatan lebih pendek.
b.      Otot menjadi lembek dan mengendur disekitar dagu, pada lengan bagian atas dan perutc.
c.        Mulai menurunnya kekuatan fisik, fungsi motorik dan sensorik.
d.      Gangguan pada persendian, tungkai, lengan yang membuat mereka sulit berjalan dan memegang benda yang jarang terjadi pada usia muda.
e.       mulai terjadinya proses menua secara gradual, maksudnya terlihat tanda-tanda bahwa dirinya mulai tua, seperti tumbuhnya uban dikepala, rambut pada wajah tumbuh lebih lambat dan kurang subur, adanya kerutan-kerutan pada bagian wajah, kemampuan fungsi mata berkurang.
f.       Rambut pada pria mulai jaranmg, menipis dan terjadi kebotakan pada bagian atas kepala,rambut dihidung, telinga, dan bulu mata menjadi lebih kaku.
g.      Rambut pada wanita semakin tipis dan rambut diatas bibir dan dagu bertambah banyak.
h.      Terjadinya perubahan-perubahan seksual. Kaum laki-laki dapat mengalami Climacterium dan wanita mengalami Menopause. Climacterium dan menopause merupakan tanda berhentinya kemampuan menghasilkan keturunan dan dapat menimbulkan penyakit Melancholia involutive (cemas dan merasa diri tak berguna) peristiwa ini bagi laki-laki lebih lambat datangnya daripada wanita.
Ciri-ciri fisik sindrom Menopause:
·   Sistem reproduksi menurun dan berhenti.
·   Penampilan kewanitaan menurun.
·   Ketidaknyamanan fisik.
·   Berat badan bertambah.
·   Penonjolan pada jari.
·   Perubahan kepribadian.
Ciri-ciri fisik sindrom Climacterium:
·   Rusaknya fungsi organ seksual.
·   Nafsu seksual menurun.
·   Penampilan pelakian menurun.
·   Gelisah akan kepribadian.
·   Ketidaknyamanan fisik.
·   Menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh.

Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia dewasa pertengahanpun diasosiakan dengan karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda. Adapun karakteristik pada usia dewasa pertengahan diantaranya:
1.      Usia dewasa pertengahan merupakan usia yang sangat ditakuti
Kebanyakan orang menjadi rindu kepada masa muda mereka dan berharap dapat kembali pada masa itu.
2.      Usia dewasa pertengahan merupakan masa transisi
Pada usia dewasa pertengahan cepat atau lambat orang dewasa harus cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan jasmani.
3.      Usia dewasa pertengahan adalah masa stress
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah.
4.      Usia dewasa pertengahan adalah usia yang berbahaya
Usia ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan ataupun kurang memperhatikan kehidupan.
5.      Usia dewasa pertengahan adalah usia canggung (awkward age)
Mereka secara terus menerus menjadi sorotan dan menderita karena hal-hal yang tidak menyenangkan, dan memalukan yang disebabkan oleh ke dua (muda tua) generasi tersebut.
6.      Usia dewasa pertengahan merupakan masa evaluasi
Saat mengevaluasi prestasi berdasarkan aspirasi mereka.
7.      Usia dewasa pertengahan dievaluasi dengan standar ganda
Aspek khusus yang perlu diperhatikan, yaitu yang pertama aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani, yang kedua standar ganda dapat terlihat nyata terdapat pada cara mereka menyatakan sikap terhadap usia tua.
8.      Usia dewasa pertengahan merupakan masa sepi (empety nest)
Masa ini merupakan masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orang tua.
9.      Usia dewasa pertengahan adalah masa berprestasi
Menurut Erickson, selama usia inin orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya meveka berhenti (stagnasi).
10.  Usia dewasa pertengahan merupakan masa jenuh
Pada usia ini khususnya pada umur 40-49 tahu terbukti sebagai masa yang paling sedikit terdapat kebahagiaan.

               Masa dewasa pertengahan merupakan periode transisi antara masa dewasa muda dan masa dewasa tua. Selama usia setengah baya, banyak orang yang telah mencapai puncak karirnya, kesadaran mereka akan siapa diri mereka telah berkembang dengan baik, anak mereka bertumbuh, dan mereka mempunyai waktu untuk mengejar minat lain. Tahap perkembangan masa dewasa pertengahan diantaranya:
A.    Perkembangan Fisik
Pada tahap kematangan ini, bebrapa perubahan fisiologis mulai terjadi.  Tonus kulit dan otot menurun, metabolisme melambat, berat badan cenderung naik, tingkat daya tahan dan energy menurun, perubahan hormonal menyebabkan bermacam gejala, dan ketajaman pendengaran dan penglihatan mulai berkurang. Semua perubahan fisik ini berdampak pada kemampuan mereka untuk belajar sekaligus mempengaruhi motivasi meveka untuk belajar tentang promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan.
B.     Perkembangan Kognitif
Kemampuan untuk belajar dari sudut pandang kognitif  tetap mantap selama usia setengah baya.  Bagi kebanyakan orang dewasa, banyaknya pengalaman hidup dan catatan prestasinya memungkinkan mereka memasuki situasi belajar-mengajar dengan penuh keyakinan terhadap kemampuan mereka sebagai peserta didik. Namun, jika pengalamn masa lalu meveka dengan pembelajaran sedikit atau tidak positif, motivasi meveka untuk belajar mungkin tidak tinggi. Perubahan fisik, khususnya yang berkaitan dengan pendengavan dan penglihatan, juga dapat mengganggu pembelajaran.
C.      Perkembangan Psikososial
Erikson (1963) menyebut tahap psikososial dimasa dewasa ini sebagai generativitas versus self-absorption dan stagnasi. Usia dewasa pertengahan menandai suatu titik dimana orang dewasa menyadari bahwa mereka telah menjalani setengah kehidupannya. Dewasa pertengahan, kenyataannya, mungkin memilih untuk memodifikasi aspek kehidupan mereka yang mereka anggap tidak memuaskan atau menerapkan gaya hidup baru sebagai solusi atas ketidakpuasan. Kepedulian pada kehidupan anak mereka yang sudah dewasa, mengakui adanya perubahan fisik pada diri mereka, dan melakukan peran baru sebagai kakek nenek, dan juga memikul tanggunjawab atas orang tua mereka yang kesehatannya mungkin kurang, merupakan factor-faktor yang mungkin menyadarkan mereka terhadap kemungkinan kematian mereka sendiri. Disaat ini, mereka lebih besar untuk mengikuti anjuran kesehatan dengan lebih teliti, atau sebaliknya, mereka mungkin menyangkal atau mengabaikan praktik-praktik kesehatan (Falvo, 1994).

           Tugas perkembangan adalah serangkaian tugas yang harus diselesaikan seseorang atau individu pada periode kehidupan atau fase atau tahap perkembangan tertentu. Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu.
     Menurut Havighrust tugas perkembangan usia dewasa pertengaha yaitu:
·         Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis.
·         Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu.
·         Membantu naak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia.
·         Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan.
·         Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa.
·         Mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara secara penuh.

               Permasalahan yang terjadi pada usia dewasa pertengahan tidak semata-mata terjadi begitu saja, permasalahan yang terjadi pada perkembangan dan karakteristik yang terjadi pada usia dewasa pertengahan sehingga menimbulkan suatu masalah yang harus dihadapi oleh individu pada tahap ini.
a)       Permasalahan Pada Masa Perkembangan Fisik
Dari karakteristik perubahan fisik terliat jelas kelemahan atau menurunnya penampilan pada usia dewasa pertengahan ini. Hal ini banyak individu pada usia tersebut berusaha keras agar terlihat lebih mudah, seperti melakukan bedah kosmetik, mengecat rambut, menggunakan wig, dan mengkonsumsi jumlah besar vitamin yang diperuntukkan bagi usia dewasa pertengahan ini, dimana hal ini mencerminkan keinginan untuk mengendalikan proses penuaan dan merupakan permasalahan yang terjadi diusia dewasa pertengahan.

b)       Permasalahan Pada Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa pertengahan individu akan mulai mengalami permasalahan penurunan memori dimana kapasitas memori yang sudah dipenuhi dengan memori pada masa sebelumnya, namun kemampuan memori ini dapat terorganisir jika menggunakan pemilahan informasi yang secara aktif dilakukan.
Pada masa ini individu terkadang memecahkan masalah sesuai dengan keinginannya sendiri yaitu dengan melihat pengalaman yang pernah dilakukannya, dan jika tidak sesuai dengan yang diinginkan individu akan memikirkan lagi pemecahan masalah yang efektif.
c)       Permasalahan Pada Perkembangan Sosio-Emosi
Bagi seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidakstabilan emosi. Kadang gembira, bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya seakan tawar, sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak, pekerjaan dan lain-lain. Bagi seorang wanita yang memasuki fase ini mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan suaminya, kesepian dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa mengalami depresi, bagi wanita yang tidak siap akan mengalami depresi yang berat ketika memasuki masa menopause. Paling berat bagi mereka yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.

 

 




               Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan. Dimana proses ini ada lima tahap yang tidak dapat terpisahkan dan saling berhubungan. Tahap-tahap dalam proses keperawatan adalah sebagai berikut:





ó Karakteristik normal usia dewasa pertengahan:

ó Karakteristik penyimpangan perkembangan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : TERHAMBAT


1.      Intervensi Perkembangan Normal
Intervensi Generalis:

2.      Intervensi Penyimpangan Perkembangan
Intervensi Generalis:
a.       Menganjurkan individu membuka diri, menjalin hubungan dengan orang lain.
c.       Tetap menjalin hubungan baik dengan individu yang bermasalah (criminal, tindak asusila, narkoba) sambil terus membimbingnya.
e.       Menganjurkan individu mengembangkan minat, bakat dan kemampuan yang dimilikinya.




























BAB IV

PENUTUP

               Dewasa pertengahan adalah masa menyesuaikan diri dan kesedaran bahwa ia bukan lagi muda dan masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis (Craig, 1976). Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun.

1.      Untuk pembaca makalah dapat menambah pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan sehat jiwa pada usia dewasa pertengahan dan mengetahui bagaimana cara mengatasi pasien sehat jiwa pada usia dewasa pertengahan dengan belajar melalui banyak sumber refrensi.
2.      Untuk penulis dapat mengimplementasikan intervensi-intervensi yang telah disusun untuk menangani pasien sehat jiwa usia dewasa pertengahan.
3.      Diharapkan institusi dapat mengembangkan ilmu asuhan keperawatan jiwa pada usia dewasa pertengahan.
 


















DAFTAR PUSTAKA


Bastable, S. B. (2002). Perawat Sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip Pengajaran & Pembelajaran. Jakarta: EGC.
MA, M. (2016). Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Dewasa. Jurnal Edukasi, Volume 2, No. 1.
S. Hamid, A. Y. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sianaga, M. P. (2018). Bersahabat Dengan Anak (Panduan Praktisi Bagi Orang Tua Muslim). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sudirjo, E., & Alif, M. N. (2018). Pertumbuhan Dan Perkembangan Motorik. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Suprajitno. (2003). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Thong, D. (2011). Memanusiakan Manusia Menata Jiwa Membangun Bangsa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rochmawati, D. H., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2013). Manajemen Kasus Spesialis Jiwa Defisit perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa Di RW 02 Dan RW 12 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur. Jurnal Keperawatan Jiwa , Volume 1, No. 2.

Nutrisi

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN NUTRISI Disusun oleh: Feby saskiya Put ri FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS...